Menjelang pemilu 2009, caleg-caleg yang bertarung melakukan kasak kusuk mencari dukungan kepada masyarakat segala hal pasti akan dilakukan untuk meyakinkkan masyarakat bahwa dia "sang caleg" adalah pilihan yang tepat.
Namun pergerakan politik saat ini mengalami perubahan yang signifikan didalam masyarakat. Dengan banyaknya partai peserta pemilu 2009 dan pengalaman pemilu di 2004 menjadikan masyarakat semakin dewasa dalam menentukan pilihannya. Kita dapat memahami dalam kondisi krisis ekonomi seperti ini pola pikir masyarakat bawah akan semakin pragmatis "siapa yang akan memberikan uang banyak, pasti caleg itu yang akan dipilih" hal ini akan menjadi kendala dalam perkembangan Demokrasi kedepan, dengan logika berpikir yagn sederhana saja kita dapat memahami bahwa mereka yang memberikan atau membagi-bagikan uang kepada masyarkat akan berpikir bagaimana nanti ketika dia sudah terpilih untuk mengembalikan modalnya. Sedangkan caleg yang lahir dari gerakan kemahasiswaan tidak cukup banyak modal untuk mensosialisasikan dirinya, aktifis-aktifis partai yang lahir dari gerakan kemahasiswaan memiliki peran yang sangat besar untuk penyeimbang kekuatan lawan. Dengan pemahaman atau idealisme ketika menjadi aktifis pada massa kuliah kemungkinan besar ruh semangat gerakannya masih berkobar untuk memperjuangakan rakyat saat ini.
Dengan perkembagnan politik saat ini dan menjelang pemilu yang tinggal tiga bulan lagi sangat disayangkan bagi partai-partai yang masih mengalami konflik seperti yang terjadi ditubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi Muhaimin dan Gusdur, saya melihat permasalahan yang teradi sangat merugikan Partai sendiri dan saat ini tenaga yang ada sudah mulai habis untuk mengurusi konflik internal. Dan apabila hal ini tidak segera diatasi akan mempengaruhi peroleh suara pada pemilu mendatang. Dan saya sebagai kader PKB sangat menyayangi sekali hal ini terjadi.
Komentar
Ade - Pondok Pinang